Breaking News :

logo

Home » » Panggung Sastra >> Penuturan dari Seniman Nusantara

Panggung Sastra >> Penuturan dari Seniman Nusantara

Senin, 14 Januari 2013 | 0 komentar





Selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana
….
Itulah sepenggal puisi “Selamat Pagi Indonesia” karya Sapardi Djoko Damono yang dibacakan oleh Privat Lespanglo. Puisi tersebut dibacakan oleh mahasiswa bahasa dan  sastra UMP itu dengan penuh ekspresif pada acara Panggung Sastra Malam Tahun Baru 2013,Senin 31 Desember 2012 di Balai Kelurahan Karangwangkal, Purwokerto Utara. Puisi tersebut mengisyaratkan hendak menyambut  pagi yang baru di tahun  2013.

Acara yang sudah berlangsung rutin dua tahun terakhir ini diselenggarakan oleh Teater Tubuh Purwokerto. Menurut Ade Pamungkas selaku Humas panitia acara tersebut dimaksud sebagai ajang silaturahmi dan ekspresi bagi para sastrawan,pegiat sastra dan peminat sastra di Banyumas dan sekitarnya. “Juga untuk menyambut tahun baru dengan berpuisi dan refleksi bersama, inilah mungkin salah satu cara seniman menyambut tahun baru yang berbeda dibanding orang kebanyakan. Dengan berpuisi kita bisa menikmati keindahan pembacaannya dan juga makna yang terkandung didalamnya”,imbuhnya.

Hujan yang mengguyur kota Purwokerto malam itu tidak menyurutkan langkah para pegiat sastra untuk hadir di acara tersebut. Hadirin yang datang dari berbagai komunitas secara bergantian membacakan puisi,geguritan,dongeng bahkan essay pendek. Tak ketinggalan Bambang Wadoro yang juga ketua Teater Tubuh tampil mendramatisasikan puisi “Marto Klungsu dari Leiden” karya Darmanto Jatman.

Seniman lain yang hadir dan membaca karya sastra antara lain Jarot C.Setyoko, Wage Teguh Wijono, Agustav Triono, Irfan M.Nugroho, Dimas Indianto, Febrian A Hasibuan, Krishna, Syaikhul Irfan, Obi Suharjono dan Shourisha Arashi. Sedangkan dari komunitas seni antara lain Komunitas Penyair Institute, Sanggar Wedhang Kendhi, UKMS FH Unwiku, Teater Jodo, Teater Teksas Unsoed, dan Teater Didik STAIN.

Bambang Wadoro dalam refleksi yang dibacakannya menjelang pergantian tahun menggarisbawahi bahwa sastra bisa dijadikan sebagai penyelaras hidup dan kehidupan. Acara tersebut ditutup dengan doa bersama. Pegiat sastra, Irfan M.Nugroho mengharapkan acara serupa lebih sering digelar agar kehidupan sastra di Banyumas kian bergairah.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Ya

 
Support : Creating Website | Johny Template | Pondok Huruf Sastra
Copyright © 2013. Pondok Huruf Sastra - All Rights Reserved
Template Modify by Ahmad Riduan
Proudly powered by Blogger