Breaking News :

logo

Home » » kumpulan puisi Nur jannah

kumpulan puisi Nur jannah

Jumat, 16 Mei 2014 | 0 komentar


CAHAYA CINTA

Cinta…………..
Oh..terlalu berani bagiku mengatakannya
Sedang diri tak memahami maknanya
Dengar hati…!!

Cinta tak sesempit yang kau cerna
Cinta memerlukan harta, jasa dan nyawa
Cinta itu surga dan neraka
Bukan hanya kumpulan huruf yang membentuk makna
Saksi akan kehadiran engkau di depan-Nya

Cinta yang menggambarkan lukisan semesta
Kau bilang rindu pula
Ah, cobalah bercermin
Terlalu mudah katakana itu

Karena rindu abu bakar rela menahan dahaga
Karena cinta bilal rela disiksa dan di jemur
Dan karena cinta kau ada
Pahamilah itu, wahai diri…

ISTIKHARAH CINTA

Bertahta cinta di atas singgasana
Membuat haru menjadi asa
Menyikap rindu yang tak terungkap
Mentranslet hati yang tersembunyi
Aungan malam menjadi teman
Dikala sujud dalam butiran bening
Sejuta senyum dalam penantian
Sebiru langit dalam khayalan
Nuansa dingin yang bersurau
Menepis risau dalam do’a
Di pembaringan sajadah
Butiran butiran tasbih yang bergemuruh
Memercak sebuah asa penuh harap
Akankah semua dapat terharap
Bukan maksud untuk memaksa
Hanya sepucuk harap
Surat cinta dari-Nya
Nyanyian nyanyian sendu itu
 Tak dapat merangkulku
Membunuh asa yang semakin memuncak
Meraba hati dengan lisan
Perhuruf dalam kontak hijaiyah
Menyebut satu nama dalam pilihan
Memohon petunjuk atas harapan
Sebagai teman dalam perjalanan
Istikharah cinta menggilku
Meredup dalam segumpal daging
Yang menjadi symbol semua urusan
Syetanpun diam tak dapat bersuara
Teguhkan jiwa dalam satu pilihan
Mengintip ruang dalam lembar lauhul mahfudz
Mencurahkan rindu dalam penantian panjang

MUNAJAT RINDU

Kepada siapa ku curahkan sejuta rasa ini
Kepada mataharikah?
Sungguhkah dia bertahan untuk menyeka bulan
Kepada siapa segenap rindu ini terlebur
Kepada anginkah?
Maka topan dan badai yang akan menyapa
Lalu, kepada siapa aku titip rindu ini
Kepada bumi..
Maka ia akan mengeluarkan magnetnya
Rindu ini terlalu besar
Terlalu luas dan terlalu dalam untuk dikeluarkan
Apakah awan dapat mengurainya
Ya, maka hujan lah yang akan turun
Seluruh asa ini telah berlumuran dengan lumpur keabsahan
Membentuk banjiran air di samudera kerinduan
Tak dapat di rasa oleh segumpal urat syaraf yang ada
Hingga hembusan nafas ini terputus
Dan membuka gerbang pertemuan dua alam
Muhabbah rindu ini terus mengalir
Saat jiwa ini tak berjarak dengan-Nya
Hingga pertemuan dengan-Nya yang dapat mengobati
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Ya

 
Support : Creating Website | Johny Template | Pondok Huruf Sastra
Copyright © 2013. Pondok Huruf Sastra - All Rights Reserved
Template Modify by Ahmad Riduan
Proudly powered by Blogger