Dirinya..
Bercuap-cuap manis
Bak caleg yang mengubar janji
Namun tiada bukti
Aku Terperangkap
Dalam lingkaran dusta
Aku Termakan
Oleh Koar-koar kata nista
Sesal yang tiada arti
Tinggal luka dipalung hati
berbonus duka
Namun tak berdiskon suka
Dirinya..
Penjahat tanpa senjata
Cukup menggandeng orang ketiga
Matilah rasaku yang tersaji dalam cinta
Pengkhianatan tanpa aba-aba
Tepat menusuk dijantung hati
Kini ku lemah kini ku kalah
Dibuang seperti sampah
Dimuat dalam buku antalogi anak PHS yang berjudul Karena Cinta Itu Manusia
Penantian diteluk Senja
Tuan...
Diteluk senja, bayangmu masih jelas terlihat
Imajinasiku menembus dimensi gelap
Hingga hati berbicara, kau kah itu?
Aku terpesona, Dipertengahan malam minggu kala itu
Sosok yang lalu lalang didepan mataku
Kini tengah melekat pada dinding kalbu
Seperti karatan debu yang tak mau disapu
Tuan...
Aroma mawar tak kunjung hilang meski layu
Melekat dan tertanam berwindu-windu
Seperti rindu ini yang selalu ingin bertemu
Aku canggung, kala takdir meraung
Bak putri malu terkena sengatan
Tersipu malu saat jarak sejengkal
Bias rasa menjelma hanya lewat mata
Tuan...
Rinai hujan masih menyelimuti keberadaanku
Ku mohon Bersabarlah menunggu
Karena Pelangi tiba, sebelum sampai diteluk senja.
lokal 5 pmtk, september 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Ya